

Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (Undip) menggelar pementasan Ketoprak Ande-Ande Lumut dalam rangka Dies Natalis ke-60. Drama ketoprak ini dipentaskan di Gedung Serbaguna (GSG) FIB Undip pada Jumat, 17 Oktober 2025 pukul 19.00 WIB. Pagelaran ini berkolaborasi antara dosen, tenaga pendidik, serta mahasiswa FIB dengan menggandeng Sanggar Ketoprak Srimulyo dari Desa Jurang Belimbing.
Pementasan ketoprak di FIB sebagai bentuk perayaan Dies Natalis FIB sudah dilaksanakan sejak tahun 2023. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang mengangkat unsur politik dan sejarah, pada tahun ini kisah yang dibawakan adalah cerita rakyat Ande-Ande Lumut yang dianggap lebih ringan dan sederhana. Ketoprak Ande-Ande Lumut menceritakan tentang Panji Inu Kertapati yang baru menikahi Putri Galuh Candra Kirana. Namun, karena perkara besar, sang putri terusir dari istana. Hal ini membuat Panji Inu Kertapati gundah gulana dan menyamar menjadi rakyat biasa dengan nama Ande-Ande Lumut untuk mencari belahan jiwanya.
Laura Andri Retno Martini selaku pimpinan produksi dari pagelaran ketoprak ini menyampaikan tujuannya membawakan cerita Ande-Ande Lumut berangkat dari keresahan penonton mahasiswa yang tidak memahami bahasa Jawa.
“Saya mencoba mengambil tema ini karena Ande-Ande Lumut cerita yang sederhana, yang cukup dikenal masyarakat, sehingga mahasiswa yang tidak paham bahasa Jawa dapat menangkap alurnya,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pagelaran ketoprak ini juga bertujuan untuk mewujudkan visi-misi fakultas yang berfokus pada masalah maritim dan pesisir.
“Visi-misi fakultas adalah concern pada masalah maritim dan pesisir. Ketoprak merupakan bagian kesenian pesisir, makanya kita ambil itu sebagai kegiatan tahunan untuk melestarikan budaya,” terang Laura.
Laura juga berharap agar FIB dapat menjaga komitmennya untuk menjadikan ketoprak sebagai kegiatan konservasi budaya.
Sementara itu, Arrayan Mukti Rahardian, salah satu mahasiswa Sastra Indonesia yang ikut bermain dalam pementasan ketoprak ini mengatakan bahwa adanya pagelaran ini memberi jalan bagi FIB untuk berkolaborasi dengan sanggar sekitar.
“Kebetulan kita berada di FIB yang linear membawa nama besar budaya, tentunya ketoprak memberi jalan untuk FIB agar budaya-budaya yang ada dapat dikolaborasikan dengan sanggar yang berada di sekitar FIB,” ujarnya.
Penulis: Ara & Lia
Publikasi:
Dokumentasi: Zahidan
Leave a Reply