Kurasi: Upaya Membangkitkan Kembali Ruh Diskusi, Literasi, dan Publikasi dalam Tubuh Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia 

Senin lalu, tepatnya pada tanggal 21 April 2025 di Parjo, Mulawarman, Biro Kurasi melakukan temu pertama dengan para pejuang dunia riset dan diskusinya A.K.A fungsionaris tahun 2025. Temu pertama ini dihadiri oleh seperangkat anggota dan pengurus dari biro Kurasi sendiri seperti Redaksi, Humas, dan Publikasi; kemudian Fungsionaris Departemen Pengkajian dan Penalaran (Jiran) sebagai sang ibu; serta fungsionaris dari Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia (KMSI) sebagai kepala dari semua Departemen KMSI. Dimulai dari pukul 19.00 WIB, acara berjalan dengan lancar dan damai. Terlihat ada diskusi yang terjalin dari berbagai arah. Perkenalan diri, pembahasan mengenai program kerja ke depannya, riset dan penulisan, tema-tema bedah diskusi, hingga pertukaran pengalaman personal. Perbincangan berlangsung secara santai tetapi terasa penuh dan berdaging: rapi menemani gurihnya hidangan di meja makan. 

Defina, ketua dari Biro Kurasi 2025, dalam sambutannya menyatakan bahwa biro Kurasi adalah perjalanan awal bidang riset di Sastra Indonesia, FIB. Hal ini bukan omong kosong semata, mengingat Biro Kurasi sendiri secara resmi baru terbangun dari tidur panjangnya pada 1 Maret 2025 lalu sebagai bentuk baru dari biro Warisan (Wadah Riset Sastra Indonesia) dan Kumis (Komunitas Literasi Sastra Indonesia) yang kemudian dilebur menjadi satu bentuk kesatuan utuh sebagai biro Kurasi atas prakarsa Bintang dan Mutiara sebagai ketua dan wakil ketua KMSI 2025. 

Meneruskan tujuan mulia dari biro lamanya, Kurasi yang dibawahi langsung oleh Departemen Jiran ini mengabdikan diri sebagai wadah berkarya, berpendapat, berdiskusi, serta penyaluran minat bagi mahasiswa Sastra Indonesia, utamanya dalam hal riset dan kepenulisan. Vindianti, Kepala Departemen Jiran 2025, dalam wawancara menyatakan bahwa secara garis besarnya biro Kurasi didirikan sebagai jawaban atas observasi kebutuhan mahasiswa Sastra Indonesia terhadap media penyaluran bakat dan minat mereka. Mimpi-mimpi mulia ini pun disokong dengan antusiasme mahasiswa Sastra Indonesia yang mana kemudian melahirkan seperangkat fungsionaris yang siap mengemban serta memperjuangkan mimpi yang sama dalam mengembangkan dunia diskusi, literasi, dan riset dalam tubuh Sastra Indonesia, Universitas Diponegoro. 

Rencana ke depannya Kurasi 2025 akan melaksanakan dua program kerja utama, yakni rutinan dan riset. Program rutinan sendiri ditargetkan akan diadakan 2 minggu sekali dengan kegiatan yang berbeda-beda pada tiap pertemuannya. Kegiatan itu bisa berupa diskusi santai terkait isu yang tengah hangat diperbincangkan, bedah buku, ulas film, dan sebagainya, yang mana program ini akan didesain dengan kebutuhan dan minat masyarakat Sastra Indonesia. Program kedua yakni riset yang akan menjadi sorotan utama dari biro ini. Program riset ini sendiri rencananya akan diadakan 2 bulan sekali dengan penelitian dalam berbagai bahasan, utamanya tentang Sastra Indonesia dan dunianya.  

Seiring keberjalanannya nanti, Kurasi juga akan menunaikan janjinya sebagai wadah sekaligus media bagi warga Sastra Indonesia untuk berekspresi dan menyalurkan karyanya melalui program open submission. Harapannya semoga niat baik ini gayung bersambut dengan jiwa-jiwa para pujangga, akademisi, aktivis, dan berbagai personalia warga Sastra Indonesia yang masih malu-malu kucing memamerkan cakarnya pada dunia. 

Penulis: Ervina Eka Safira

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *