Yang Terkasih, An

Dalam tiap puisi yang lahir kembali pada kertas kosong milikku.

Dalil-dalilnya yang penuh bualan dan kecintaan semata.

Yang kerap kali membuatku terjaga semalaman.

Hanya untuk merapalkan kerinduan pada kekasihku.

Puisi-puisiku, lahir karenanya.

Dia yang kini tak lagi ku saksikan tawanya.

Dia yang ku kasihi, ku sayangi, dan ku puja setahun ini.

Mungkin juga—yang akan ku saksikan pernikahannya

di Gereja suatu hari nanti.

Akankah aku duduk tersenyum, turut berbahagia.

Pada bangku terujung di Gereja.

Saat kau pada akhirnya mampu menentukan pilihanmu?

Semoga. Seperti doa-doa kita sebelumnya, sembuhku untukku,

Untukmu. Untuk kita.

Rekahlah An, berbahagialah untukku, untukmu juga.

Karya Intan Adelia Putri

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *